Seorang wanita tua duduk di beranda dengan secangkir teh
Menatap kosong pada langit yang menguning
Melambai pada matahari yang hendak pergi
Sesekali bibir kecil berkerut menengguk teh perlahan
Tangan gemetar membuat teh berserakan
Mata penat yang sayu itu berbalik menatap pagar kayu lapuk
Terkunci rapat berkarat berlumut
Kemana dia?
Kenapa tidak kembali?
Anakku!
Dimana?
Kemana?
Anakku sayang!
Pulanglah nak…
Dia berharap sang anak kembali
Membuka pagar kayu yang lapuk
Berlari kearahnya
Mencium kedua tangan dan kakinya
Merindukan pelukan erat hangat
Dia terus menunggu hingga senja
Besok dan besoknya
Dia menunggu karna dia rindu
Jatinangor, 8 Mei 2011
01.36 WIB
No comments:
Post a Comment