Monday 19 July 2010

ketakutan yang tertinggal

apakah ini?
ah, aku saja tidak tau
bagaimana mungkin yang lain tau?
ya, itu tidak mungkin
orang lain tidak tau apa yang aku rasakan
aku ya aku
perasaan ini punyaku
orang lain tak tau apa-apa
mereka tak merasakan

samakah ini?
ah, tidak mungkin
walau ku tahu itu mungkin saja
tapi aku terlalu takut untuk mengakui
terlalu takut untuk mengakui sebuah kemungkinan
hanya sebuah kemungkinan padahal

tidak tepat
tidak jelas
lalu kenapa aku begitu membingungkan ini?
tidak!!
sekali lagi aku terlalu takut untuk mengakui
sangat takut

Sunday 18 July 2010

Perfume: He just wanted to catch her scent

Ketika mendengar kata parfum, tentu yang kita ingat adalah wangi-wangian yang dapat membuat kita wangi sepanjaaaaaaang hari... (lebay ya?? hehe). Ya, banyak jenis parfum yang sudah muncul sekarang, apalagi yang paling terkenal adalah parfum paris. Aku juga pake parfum paris yang escada sexy gravity, baunya wangi deh, tahan lama lagi, lho? kok jadi iklan ya? hahaha...

Nah, jumat kemaren aku diajakin nonton bareng dikosannya temen aku(putra). Dan dia-si putra- menawarkan film dengan judul "PERFUME". Aku sih udah pernah denger judul tuh film, tapi belum pernah nonton, maka nontonlah aku bersama uci dan putra dengan lappynya putra yang udah pake speaker gede. Kami bertiga nonton dengan ditemani makanan ringan yang memang sengaja dibeli, dan yang paling laku saat film diputar adalah makanan ringan yang disebut dengan 'kuaci'. Pada tau kuaci kan? itu loh biji bunga matahari yang disenengin ama hamtaro si hamster. Wah, kok makanan kesukaan kami sama ya ama hamster??haha, sungguh mengenaskan...

Film ini flashback. Awalnya ada seorang laki-laki yang akan dijatuhi hukuman mati. Lalu kita akan disuguhi suasana kota Paris zaman dahulu kala. Gila, kotor banget tuh paris, udahlah kotor, bau lagi,ih,,, kalo aja paris masih seperti itu gak bakal ada kali ya yang mau ke paris. Akan ada suasana kota paris yang sibuk di sebuah pasar ikan, dan di pasar ikan itulah seorang anak laki-laki bernama Jean-Baptiste Grenouille lahir tanpa dokter atupun dukun beranak. Emaknya ngelahirin sendiri, gak ada yang bantuin, dan kayaknya itu emang udah biasa bagi si emaknya yang udah ngelahirin empat anak sebelumnya dan keempatnya meninggal dunia setelah lahir karna dibuang aja ama emaknya begitu lahir, dibiarin gitu aja, tapi si Jean-Baptiste ini berhasil hidup dan kehidupannya itu malah akan membawa bencana bagi warga Prancis.

Jean-Baptiste punya indra penciuman yang tajam. Bakatnya ini memang sangat bagus tapi adalah bencana bagi warga Prancis, terutama warga Grasse (salah satu kota di Prancis). Dia bisa mengenal seluruh bau-bauan yang ada di bumi. Kemudian dia bekerja dengan seorang pembuat parfum yang mengajarkannya banyak hal mengenai parfum, termasuk mengajarkannya bagaimana cara menangkap bau. Dan tahukah kalian bau siapakah yang ingin ditangkapnya? yaitu bau seorang wanita! menurut penciumannya yang tajam, bau wanita sangat wangi, lebih wangi dari bau yang pernah diciumnya, jadi karena memang dia tidak berpendidikan maka dia sangat ingin menyimpan bau wanita agar abadi dan menjadikan bau itu parfum terbaik di dunia. Dan dengan pemikirannya yang begitu dan dengan pengajaran dari gurunya
mengenai bagaimana cara menangkap bau, maka terjadilah pembunuhan di kota Grasse, korbannya adalah wanita. Satu persatu wanita yang cantik di kota itu ditemukan tidak bernyawa lagi dalam keadaan telanjang dan botak, sungguh mengenaskan.

Dia membutuhkan 13 bau wanita agar parfume itu menjadi sempurna, maka di Grasse, 13 wanita telah meninggal dunia. Setelah dia berhasil menciptakan parfum yang sudah sempurna menurutnya, dia sangat bahagia. Dan tahukah kalian apa efek dari mencium wangi parfum yang dia ciptakan????

Silahkan liat saja sendiri filmnya. Gak seru kalau diceritain semuanya. Pokoknya mantap lah. Gak rugi deh. PERFUME: The Story Of A Murderer.

kuskus

yak, kuskus...
hmmmm......

aku sama sekali bukan pencinta hewan, aku juga bukan pembenci hewan. Setahuku, aku tidak suka memelihara binatang. Tidak suka karna repotnya itu loh... Apapun binatangnya -mau yang gak bikin repot ataupun yang bikin repot- asalkan binatang, pasti aku mikirnya repot ngurusinnya. Makanya dari dulu gak punya hasrat buat memelihara satu binatangpun.

tadi aku lewat depan BIP bandung, dan ada segerombolan orang yang membuka lapak penjualan binatang, ada kucing, anjing, ular, hamster, burung hantu, dan ada KUSKUS! itu bukan pertama kalinya aku melihat kuskus, tapi kenapa ya tadi aku sangat berhasrat untuk memelihara hewan lucu itu? Hanya tiba-tiba. Yaaaaa, sepertinya belakangan ini kehidupanku serba tiba-tiba, tiba-tiba suka baca buku sastra, tiba-tiba ingin produktif nulis karya lagi, tiba-tiba ingin memelihara binatang... apa lagi ya yang akan tiba-tiba?? hahaha...

saking penasarannya sama kuskus, nyampe kosan aku googling (pastinya Mr. google emang paling top lah kalo soal tanya-jawab). Ternyata Kuskus itu tergolong marsupilia, berkerabat dekat dengan kanguru, dan banyak ditemukan di sulawesi. Kuskus atau lebih dikenal oleh masyarakat sulawesi dengan sebutan memu dicirikan oleh muka yang bundar dan telinga yang kecil, serta bulu yang lebat(bener sekali!). Kuskus adalah hewan dilindungi ternyata. Tapi kenapa masi bisa dijual bebas ya?? gak ngerti juga sama pelaksaan aturan di Indonesia, selalu begitu. yasudahlah....

Saturday 17 July 2010

kembalinya hobi yang dulu sempat mati

hai,
udah setahun gak ngeblog. lama juga ternyata dan ujug-ujug gw ngeblog langsung posting 2 buah sajak. haha..
ini sebenarnya efek dari baca bukunya rendra yang 'sajak-sajak sepatu tua'. sumpah keren abis tu buku. kayaknya gw telat banget gitu baca bukunya. gw baca yang cetakan ke sembilan dan ketika sang penulis udah wafat lagi. tapi gpp lah.

gw sebenernya bukan penggemar rendra dan para sastrawan lainnya, cuma kan gw dulunya(SMA) hobi nulis dan sekarang waktu kuliah gw jadi stagnan, jadi waktu gw gak sengaja masuk gramedia di depan BIP Bandung, tiba-tiba aja terbesit pengen baca buku-buku karya sastrawan terkenal. dan pilihan jatuh pada buku rendra yang kebetulan harganya lebih ekonomis dibanding Khalil Gibran yang 124rbu, hahahaha...

dulu gw gak suka buat sajak (bukannya gak suka, tapi gak tau apa itu sajak, hahahaa) gw lebih suka puisi dan cerpen. tapi begitu udah baca buku rendra, gw langsung jatuh cinta sama yang namanya sajak. keren pisan lah kata orang bandung teh...

buku ini udah ngebuat hasrat nulis gw muncul lagi dan begitulah efeknya: gw nulis sajak!!! sebenernya gw pernah nulis sajak juga sebelum ini, tapi setelah gw baca2 sajak yg dulu pernah gw tulis, biasa aja tuh. dan karena buku ini jugalah gw jadi ngeblog lagi, wah, terimakasih buat almarhum Rendra. salut dengan karya-karya yang sangat hebat!

Datanglah Mimpi !

Sepi menyelimuti kamarku malam ini
ditemani dentingan jam dinding yang terdengar lebih keras dari biasanya.
Bahkan dinginnya malam tak mampu menggangguku
karna dinding tebal yang menggauli kamarku.

Mata sayu seakan mengisyaratkan kepenatan yang berlebihan.
Perlahan menatap waktu yang tidak pernah berhenti
yang selalu setia dengan pagi siang dan malamnya.
Kemudian berbalik melihat gumpalan kasur
menatap dengan sangat menggairahkan.

Keinginan kuat untuk segera tidur
dikarenakan suasana hati yang riang.
Berharap sebuah mimpi datang berkunjung
menemani kesendirian dalam tidur
menciptakan pengalaman baru.
Saat tak ada mata yang terbuka.
Saat lelah tak lagi menghambat.
Saat damai menghampiri.
Saat sepi melambai.

Aku ingin memimpikannya.
Aku rindu.

Harapan yang masih abu-abu.
Entah putih.
Entah hitam

Didalam Damri

Hangatnya lampu samar-samar
dan nyamannya kursi dalam balutan kain bercorak biru
adalah sambutan yang mampu tentramkan penat.
Kursi bagian belakang tampak lebih menggoda
karna dihiasi lampu putih yang paling terang diantara yang lainnya
dan akan menjadi saksi mati perjalananku.
Tidak begitu ramai
hanya beberapa orang saja.
Lantunan musik dari pengamen jalanan.
Mengisi kekosongan acara sembari menunggu.

Aku sendiri mencoba membaca sebuah buku.
Sesekali melihat keluar jendela.
Suasana senja hari yang menenangkan.
Pengamen itu tak bosan melantunkan musik untuk menghibur.
Lumayan.
Namun aku sudah dibawa jauh oleh sajak-sajak Rendra.
Mencoba menebak makna.
Mencoba menyederhanakan bahasa.

Halaman 20.
Lantunan merdu pengamen jalanan lenyap.
Damri mulai bergerak.
Mengeluarkan suara yang sudah sangat kukenal.
Goncangan-goncangan kecil yang sudah sering kurasakan.

Halaman 21.
Sepasang muda mudi yang bercengkrama didekatku
menambahkan kebisingan yang telah terjadi.
Ribut
Berisik
Mengganggu otakku yang asyik bergelut dengan sebuah karya.

Halaman 22.
Seorang pria petugas damri
dalam balutan seragam yang sudah sering kulihat.
Berdiri membelakangiku.
Tangannya yang penuh dengan lembaran uang
menggapai lampu putih yang paling terang
dan mengubahnya menjadi lampu kuning yang samar-samar.
Tak hiraukanku yang butuh lampu putih.

Ah, menambah kacau pikiranku.
Ingin marah
tapi sadar itu tak pantas.
Dan buku itupun kututup.